Rajah Rebo Wekasan, Pengertian, Tulisan dan Doa

Kejawen.id – Rebo wekasan atau dikenal Rabu Pungkasan merupakan sebuah tradisi yang digelar di setiap haru Rabu akhir pada bulan Safar dalam kalender Islam atau Hijriah. Di mana dalam tradisi Jawa sering juga digunakan untuk menjadi salah satu doa rajah rebo wekasan.

Rajah rebo wekasan kerap dijumpai di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura. Karena rebo wekasan merupakan kegiatan yang meliputi tahlilan, atau dzikir secara berjamaah, sholat sunnah, dan berbagai makanan serta minuman dalam bentuk selamatan.

Selain terdapat doa serta amalan para rebo wekasan di bulan Safar, rajah rebo wekasan juga dipercaya dapat menjadi tolak bala musibah serta penyakit. Biasanya saat akan memasuki bulan Safar, banyak masyarakat melakukan sholat hajat disertai doa khusus pada rebo wekasan.

Oleh sebab itu, jika di antara kalian masih bingung sebenarnya rajah rebo wekasan itu apa? Jangan khawatir, karena pada kesempatan ini kami akan membahas secara lengkap mengenai rajah dan maksud dari rebo wekasan itu sendiri mulai dari pengertian, bacaan rajah hingga amalannya.

Rajah Rebo Wekasan Adalah

Rajah rebo wekasan adalah salah satu metode berwasilah kepada Allah SWT agar dihindarkan dari berbagai jenis bala yang turun pada hari tersebut. Di mana salah satu wasilah doa berupa tulisan tentunya semua atas izin dan kehendak Allah SWT. Seperti diketahui, rebo wekasan memang sudah menjadi tradisi di kalangan Muslim dalam memperingati haru Rabu terakhir di bulan Safar.

Sebagaimana diketahui, kata Rebo sendiri itu artinya hari Rabu, sedangkan Wekasan adalah pengertian dari ”akhir”. Selain itu,bulan Safar hingga kini dianggap menjadi waktu diturunkannya bencana dari langit, meskipun hal tersebut dibantah oleh Nabi Muhammad SAW melalui hadis yang berbunyi:

“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, serta tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai)”.

Oleh karena itu, rebo wekasan kerap di kaitkan dengan kegiatan tolak bala dan sering dilakukan pada hari Rabu terakhir selama bulan Safar. Sehingga rebo wekasan menjadi sebuah tradisi yang lahir dari masyarakat untuk memperbanyak doa.

Tulisan Rajah Rebo Wekasan

Tulisan Rajah Rebo Wekasan

Seperti sudah disinggung di awal rajah adalah kumpulan huruf-huruf atau kalimat yang membentuk suatu gambar tertentu yang dipercaya dapat menjadi jimat. Pada umumnya rajah digunakan oleh orang yang mempercayainya sebagai penyembuh kesaktian, juru selamat, dan lainnya.

Nah, adapun cara menulis atau membuat rajah rebo wekasan adalah sebagai berikut. Pertama, rajah di atas ditulis pada kertas polos pada bulan Safar, tepatnya di hari Rabu akhir di bulan Safar, selanjutnya ditulis dengan membaca asma berikut ini:

  • Salamun qoulam min Robbir Rohim 100 kali.
  • Salamun Ala Nuhulin Fil Alimin Inna Kedzalika Najzil Muhsinin 100 kali.
  • Salamun Ala Ibrohim Kadzalika Najzil Muhsinin 100 kali.
  • Salamun Ala Musa Wa Harun Inna Kedzalika Najzil Muhsinin 100 kali.
  • Salamun Ala Ilyasin Inna Kedzalika Najzil Muhsinin 100 kali.

Nah, semua bacaan diatas dibaca masing-masing dibaca 100 kali serta ditiupkan pada tulisan rajah rebo wekasan. Selanjutnya, kertas tersebut dilipat menjadi persegi empat serta diikatkan pada batu kecil kemudian dimasukkan ke dalam air.

Doa dan Amalan Rajah Rebo Wekasan

Agama Islam memang mengajarkan umatnya berbagai doa yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yakni doa tolak bala atau sering orang Jawa menyebutnya rajah rebo wekasan. Di mana rajah tersebut juga memiliki doa-doa tolak bala agar mampu terhindar dari musibah dan malapetaka. Adapun bacaan doa beserta amalan tolak bala adalah sebagai berikut:

Doa Tolak Bala

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bismilahirrahmanirrahim wa shallallahu ‘ala sayidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Allahumma ya syadidal quwa wa ya syadidal mihal ya azizu zallat li ‘izzatika jami’u kholqika ikfini min jami-‘i kholqika ya muhsinu ya mujammilu ya mutafadhdhilu ya mun’imu ya mukrimu ya man la ilaha illa anta bi rahmatika ya arhamarrahimin. Allahumma bisirril hasani wa akhihi wa jaddihi wa abihi ikfini syarra hazal yauma wa ma yanzilu fihi ya kafiyal muhimmat ya dafi-‘al baliyyat fasayakfikahumullahu wa huwas sami’ul ‘alim. Wa hasbunallahu wa ni’mal wakilu wa la hawla wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azim. Wa shallallahu ta’ala ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wasallam.

Artinya:

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat serta salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan serta Keupayaan. Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu. Ya Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan. Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau. Kasihanilah aku dengan Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang.

“Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya, ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya. Wahai Zat Yang Maha Mencukupi harapan dan Menolak bala’, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara lagi Maha Mengetahui untuk memelihara segalanya. Cukuplah Allah tempat kami bersandar, tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarganya dan para sahabatnya.”

Setelah mengetahui doa rajah rebo wekasan, selanjutnya untuk amalan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar di antaranya adalah:

  • Disunnahkan untuk melakukan sholat 4 rakaat.
  • Sholat sunnah tersebut bisa dilakukan secara sendiri maupun berjamaah.
  • Jumlah 4 rakaat tersebut adalah 4 rakaat dengan 2 kali salam dengan bacaan setelah setelah alfatihah.
  • Setelah membaca Al-fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali.
  • Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 5 kali.
  • Membaca surat Al-Falaq dan An-Nas masing-masing 1 kali.
  • Untuk niat sholat-Nya adalah Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala.

Perlu diketahui, jika kalian mengamalkan doa rajah rebo wekasan secara rutin juga dipercaya memiliki berbagai macam khasiat. Salah satu di antara khasiat rajah rebo wekasan tersebut yaitu insya Allah rajah tersebut dapat menjadi wasilah terhindar dari bala atau untuk tolak bala.

Kesimpulan

Demikian informasi tentang rajah rebo wekasan beserta contoh tulisan hingga doa dan amalan. Jika kalian dapat mengamalkan secara rutin, Insya Allah rajah tersebut bisa menjadi wasilah terhindar dari bala ataupun tolak bala.

Tinggalkan komentar