100 Kata Kata Kejawen Mistis, Gaib Kuno dan Artinya

Kejawen.id – Terbilang kuno, namun kata Kejawen mistis yang penuh misteri rasanya tak lekang oleh zaman. Sehingga kata-kata istilah Jawa kuno masih menjadi salah satu hal banyak dicari hingga saat ini.

Di antaranya kata-kata Kejawen mistis yaitu mengenai masalah keuangan, kepribadian, hubungan antar manusia, asmara dan lainnya. Selain dari kata mistis, kami juga akan memberikan pepatah atau wejangan dari para leluhur terdahulu.

Sayangnya sampai saat ini, masih banyak orang di luar sana belum sepenuhnya mengerti makna yang terkandung dari kata Kejawen mistis. Padahal dengan mengetahui makna tersebut, kalian bisa sedikit belajar tentang ajaran-ajaran dari nenek moyang terdahulu.

Lantas, apa saja istilah kata-kata Kejawen mistis kuno dari para leluhur dahulu kita? apakah ada makna penting di dalam kata tersebut? Maka itu, ada baiknya simak kumpulan kata kuno mistis dan artinya di bawah ini.

Apa Arti dari Kata Kuno?

Kata atau bahasa kuno (kawi) atau biasa disebut dengan bahasa Jawa kuno adalah satu jenis bahasa yang pernah berkembang di Pulau Jawa pada zaman Hindu-Buddha di Indonesia. Pada zaman dahulu, bahasa ini biasa digunakan untuk penulisan karya-karya sastra.

Namun, ternyata bahasa kuno tidak termasuk ke dalam bahasa Jawa kuno. Hal tersebut dikarenakan bahasa kuno sudah mendapat pengaruh dari bahasa Sansakerta. Pada masa itu, kata kata kuno sering digunakan untuk penulisan naskah kakawin atau puisi.

Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya naskah-naskah sastra jaman dulu, seperti prasasti, babad, usana, dan purana. Namun seiring berkembangnya jaman, bahasa Jawa kuno mengalami perubahan dan berkembang menjadi bahasa Jawa modern yang dikenal sampai saat ini. Berikut contoh kata kata dari bahasa kuno beserta artinya.

  • Agni: Geni (api)
  • Aldaka: Gunung
  • Aditya: Srengenge (cahaya)
  • Amerta: Banyu, Urip, (abadi)

Apa Saja Kata Kata Kuno?

Sebelum lanjut mengetahui kata kata Kejawen mistis, perlu diketahui juga bahwa Jawa itu terdapat banyak bahasa atau kata-kata kuno. Banyak masyarakat Jawa memiliki sebuah prinsip dalam menjalani kehidupan, yaitu menjadi budaya adi luhur yang diturunkan oleh nenek moyang.

Salah satu di antara adi luhur saat ini masih dijaga dan digunakan oleh kebanyakan masyarakat Jawa untuk menjalani kehidupan adalah pepatah atau kata-kata Jawa mistis kuno. Berikut kami berikan beberapa kata-kata Kejawen mistis kuno.

  • Nek wes niat kerjo iku ojo golek perkoro, nek wes diniati golek rejeki iku ora usah golek rai.(Kalau sudah niat bekerja itu jangan cari perkara, kalau sudah diniati cari rezeki itu tidak usah cari muka)
  • Saat dewe podo–podo adoh, siji sing kudu koe ngerti, bakal tak jogo tresno iki sampe matek.(Saat jarak memisahkan kita, satu hal harus kamu tahu, aku akan menjaga cinta ini sampai mati.
  • Merdeka iku yen Soekarno mbe Hatta baris rapi ning njero dompet. Yen sing baris Pattimura, berarti isih perjuangan. (Merdeka itu kalau Soekarno dan Hatta baris rapi di dalam dompet. Kalau baris Pattimura, berarti masih perjuangan).
  • Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemita. (Sebaik-baiknya orang adalah memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi).
  • Sepi ing pamrih, rame ing gawe, banter tan mblancangi, dhuwur tan nungkuli.(Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih, cepat tanpa harus mendahului, tinggi tanpa harus melebihi).

Kata Kata Kejawen Mistis

Pertama, mistis disini merupakan kata sifat dari mistik. Mistik adalah hal gaib (tidak terjangkau dengan akal manusia biasa). Manusia telah diberi anugerah berupa akal budi memang kerap penasaran dengan hal-hal yang tidak masuk akal oleh logika.

Kata mistis Kejawen memang salah satu bahasa Jawa yang memiliki arti tersendiri. Di mana dalam kepercayaan orang Jawa kata-kata Kejawen mistis kerap di pakai untuk sebuah mantra atau doa ketika saat melakukan acara-acara tertentu seperti ritual, penyembahan, dan lainnya.

Penasaran kan? Berikut kami sajikan dari berbagai sumber yang berisi kata Kejawen mistis beserta artinya.

1. “Mbregegeg, Ugeg-Ugeg, Hmel-hmel, Sak Dulito, Langgeng.”

(Diam, bergerak, makan, meski sedikit, abadi.)

2. “Urip Iku Urup”

(Hidup adalah nyala)

3. “Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan”

(Jangan terlalu sedih ketika mendapat bencana, jangan sedih pula ketika kehilangan)

4. “Sura Dira Jayaningrat, Leburing Dening Pangastuti”

(Orang jahat, bisa dikalahkan dengan hati baik)

5. “Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara”

(Menjaga kedamaian dunia, memberantas kejahatan)

6. “Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sakti Tanpa Aji-aji, Sugih Tanpa Bandha.”

(Kata Kejawen mistis ini artinya Berani tanpa membawa gerombolan, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa mengandalkan kekuatan saja, kaya tanpa harta.”

7. “Aja Gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman.”

(Jangan mudah kagum, jangan mudah menyesal, jangan mudah dikejutkan oleh sesuatu dari dunia ini, dan jangan manja.)

8. “Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman.”

(Jangan pernah terobsesi dengan posisi, materi, dan kepuasan duniawi)

9. “Aja Keminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka.”

(Jangan pernah merasa paling pintar sehingga Anda tidak terjerumus. Jangan suka menipu sehingga Anda tidak terluka.)

10. “Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho.”

(Jangan mudah terpesona dengan kemewahan, menawan dan keindahan Jangan pernah ragu dalam hal apa pun, sehingga Anda tak mudah patah semangat.)

11. “Aja adigang, adigung, adiguna.”

(Jangan suka memamerkan kekuatan, kekayaan, dan kemampuan Anda)

12. “Manungsa, manunggale ing rasa”

(Manusia, bersatu pada rasa)

13. “Sejatine Urip iku anane ing rasa.”

(Sebenarnya hidup itu terletak pada rasa)

14. “Rasa iku kelebu ing jerone ati”

(Rasa itu berada di dalam hati)

15. “Urip iku mati, mati sejatine urip”

(Hidup itu mati, mati itu hidup sejati)

16. “Urip sejati, urip sak temene urip, melebur dadi siji, marang hyang maha Gusti.”

(Kata Kejawen mistis tersebut artinya hidup sejati, hidup yang sebenarnya hidup,melebur jadi satu kepada Mahakuasa)

17. “Kena iwake aja nganti buthek banyune.”

(Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.)

18. “Ngundhuh wohing pakerti.”

(Apa pun yang kita lakukan akan membuahkan hasil sepadan.)

19. “Sabar sareh mesthi bakal pikoleh.”

(Pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.)

20. “Sepi ing pamrih, rame ing gawe”

(Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.)

21. “Sluman slumun slamet.”

(Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan.)

22. “Dhemit ora ndulit, setan ora doyan.”

(Arti kata Kejawen mistis ini yaitu berharap doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.)

23. “Beras wutah arang bali menyang takere.”

(Menggambarkan sesuatu rusak tidak akan bisa kembali sama seperti semula.)

24. “Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake.”

(Orang dengan menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.)

25. “Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut.”

(Kata Kejawen mistis di atas menggambarkan orang yang saking jengkelnya hingga tidak mau bertegur sapa lagi.)

26. “Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang.”

(Perkara buruk dianggap baik, sedangkan baik dianggap buruk.)

27. “Gupak pulute ora mangan nangkane.”

(Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.)

28. “Jagakake endhoge si blorok.”

(Berharap pada sesuatu yang belum pasti.)

29. “Jalma angkara mati murka.”

(Mendapat kesulitan karena kemarahannya sendiri.)

30. “Kakehan gludug kurang udan.”

(Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.)

31. “Kebat kliwat, gancang pincang.”

(Tindakan tergesa-gesa pasti tidak sempurna.)

32. “Kendel ngringkel, dhadang ora godak.”

(Mengaku berani dan pintar, kenyataannya penakut dan bodoh.)

33. “Kumenthus ora pecus.”

(Menggambarkan orang yang banyak membuat tanpa bukti dan perbuatan becus.)

34. “Lambe satumang kari samerang.”

( Berkali-kali dinasehati tapi tak juga didengarkan.)

35. “Menthung koja kena sembagine.”

(Kata Kejawen mistis di atas menggambarkan seseorang yang merasa telah memperdayai namun sebenarnya dia sediri telah terperdaya.)

36. “Milih-milih tebu oleh boleng.”

(Terlalu banyak memilih tapi pada akhirnya malah mendapatkan tidak baik.)

37. “Nabok nyilih tangan.”

(Tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.)

38. “Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan.”

(Kata Kejawen ini artinya meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.)

39. “Kacang ora ninggal lanjaran.”

(Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.)

40. “Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang.”

(Menemui musibah tidak disangka-sangka.)

41. “Mikul dhuwur mendhem jero.”

(Seorang anak menjunjung tinggi derajat orang tua.)

42. “Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.”

(Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.)

43. “Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati.”

(Perkara jelek merajalela sedangkan perkara baik tinggal sedikit.)

44. “Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran.”

(Kebaikan dan kejahatan ada bersama-sama, itu semua adalah kehendak Tuhan)

45. “Kebo mulih menyang kandhange.”

(Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya.)

46. “Surga manut neroko katut”.

(Kehidupan seorang istri ditentukan dari baik-buruknya agama suami)

47. “Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman”.

(Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, janga

48. “Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka”.

(Kata Kejawen ini artinya kangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka)

49. “Mangan ora mangan sing penting ngumpul”.

(Makan tidak makan yang terpenting adalah bisa berkumpul)

50. “Kena iwake aja nganti buthek banyune.

(“Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan)

51. “Ana dina, ana upa.”

(Tiap perjuangan selalu ada hasil nyata)

52. “Kacang ora ninggal lanjaran”.

(Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya)

53. “Kebo mulih menyang kandhange”.

(Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya)

54. “Bathok bolu isi madu”.

(Menggambarkan orang dari kalangan bawah, tapi kaya ilmu pengetahuan)

55. “Anak polah bapa kepradah.”

(Arti dari kata Kejawen mistis tersebut yaitu menggambarkan tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik)

56. “Busuk ketekuk, pinter keblinger”.

(Orang bodoh atau pandai suatu saat sama-sama akan mengalami keusulitan)

57. “Dhuwur wekasane, endhek wiwitane”.

(Kesengsaraan dapat membuahkan kemuliaan)

58. “Pitik trondhol diumbar ing padaringan”.

(Orang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya)

59. “Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang”.

(Perkara buruk dianggap baik, sedangkan baik dianggap buruk)

60. “Bibit, bebet, bobot”.

(Menilai kualitas berdasarkan asal muasal, peranan, dan kiprah yang telah diperbuat)

61. “Diobong ora kobong, disiram ora teles”.

(Kata Kejawen mistis ini artinya menjadi pribadi ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan)

62. “Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira”.

(Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu sehingga kedua orang tua harus dimuliakan)

63. “Jaman iku owah gingsir”.

(Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah)

64. “Kaya banyu karo lenga”.

(Tidak pernah rukun ibarat air dan minyak)

65. “Nguyahi banyu segara”.

(Melakukan suatu perbuatan sia-sia belaka, ibarat menggarami lautan)

66. “Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran”.

(Hidup itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan)

67. “Manunggaling kawula gusti.”

(Manunggalnya atau bersatunya antara kawula (hamba) dengan sifat-sifat Tuhannya)

68. “Gupak pulute ora mangan nangkane”.

(Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya)

69. “Lambe satumang kari samerang”.

(Sudah berkali-kali dinasehati, tapi tak juga didengarkan)

70. Wani ngalah, luhur wekasane”.

(Kata Kejawen mistis tersebut memiliki arti berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap luhur. Begitulah watak kesatria berjiwa besar dan lapang dada.

71. “Wani silit, wedi rai”.

(Seorang pengecut hanya berani di belakang layar, namun takut ketika behadapan secara langsung)

72. “Asu rebutan balung”.

(Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh)

73. “Beda-beda pandumaning dumadi”.

(Tuhan Maha Adil memberikan anugerah adil kepada seluruh makhluk ciptaanNya)

74. “Kebo nyusu gudel”.

(Kaum tua menimba ilmu atau berguru kepada kaum muda)

75. “Crah agawe bubrah.”

(Pertentangan atau konflik menyebabkan perpecahan/kerusakan)

76. “Krido lumahing asto”.

(Hamba mengemis dan peminta-minta)

77. “Kutuk marani sunduk”.

(Mendekati mara bahaya)

78. “Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan”.

(Kata Kejawen di atas artinya jikalau engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya)

79. “Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran”.

(Manusia itu memiliki sifat Tuhan)

80. “Witing tresna jalaran saka kulina”.

(Awal mulanya tumbuh bibit cinta itu karena terbiasa)

81. “50. Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi”

(.Jadilah engkau pribadi yang mempunyai prinsip, tegas, dan tidak ragu ragu).

82. “Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu.”

(Arti dari kata Kejawen mistis di atas yaitu hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, biar nasibmu baik)

83. “Sabar iku ingaran mustikaning laku.”

(Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan)

84. “Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan.”

(Tuhan itu dekat meski tubuh kita tidak dapat menyentuhnya, jauh tiada batasan)

85. “Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning hyang sukmo.”

(Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan)

86. “Mohon, mangesthi, mangastuti, marem.”

(Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama)

87. “Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran.”

(Kebaikan dan kejahatan ada bersama-sama, itu semua adalah kehendak Tuhan)

88. “Mohon, mangesthi, mangastuti, marem.”

(Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama)

89. Luwih becik disengiti karo sapa wae tinimbang dikasihi tapi ora dadi awake dhewe.”

(Lebih baik dibenci apa adanya dirimu daripada dicintai karena bukan dirimu)

90. “Sahabat sik apik orang bakal gawe cilaka, tapi sing iso nasehati, ngelindungi karo tulus menyayangi.”

(Sahabat baik tidak akan mencelakai, tetapi sahabat baik akan menasehati, melindungi, dan tulus mengasihi.)

91. “Sahabat ora lungo pas kowe duwe masalah, nanging iso gandeng tangamu karo ngelewati bareng-bareng.”

(Sahabat tak akan menghilang saat masalah datang, tapi menggandeng tanganmu dan menghadapinya bersama-sama.)

92. “Sahabat kuwi ibarat sedulur sing dikei Tuhan kanggo adewe.”

(Sahabat adalah saudara kandung yang tidak pernah diberikan Tuhan kepada kita.)

93. “Truk wae nduwe gandengan, mosok koe ra nduwe gandengan?”

(Truk saja punya pasangan, masak kita nggak ada pasangan)

94. “Yen urip mung isine isih nuruti nepsu, sing jenenge mulya mesti soyo angel ketemu.”

(Jika hidup masih dipenuhi dengan nafsu untuk bersenang-senang, di mana namanya kemulyaan hidup akan semakin sulit ditemukan)

95. “Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan.”

(Di mana kata Kejawen mistis di atas memiliki arti jikalau engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya.)

97. “Dhuwur wekasane, endhek wiwitane.”

(Kesengsaraan akan membuahkan kemuliaan.)

98. “Diobong ora kobong, disiram ora teles.”

(Menjadi pribadi ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan.)

99. “Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira.”

(Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu sehingga kedua orang tua harus dimuliakan.)

100. “Sapa sira sapa ingsun.”

(Janganlah menggurui, memerintah, serta mencampuri urusan orang lain tanpa izin, apalagi memaksakan kehendak, biarlah masing-masing memiliki prinsip, pandangan, keyakinan serta pemikiran.)

Kesimpulan

Demikian pembahasan kumpulan kata-kata Kejawen mistis dan artinya yang bisa kalian baca untuk diambil petuah dan hikmahnya sebagai bekal perjalanan dalam kehidupan. Semoga artikel di atas bisa menjadi referensi buat kalian saat mencari kata kata mistis beserta artinya.

Tinggalkan komentar