Ruwat Adalah, Tujuan, Jenis, Syarat, Alat, Bahan dan Manfaat

Kejawen.id – Indonesia dikenal dengan kekayaan keanekaragaman hingga suku bangsanya. Setiap suku mempunyai adat istiadat unik dan menarik secara turun-temurun, salah satunya adalah adanya upacara ruwat.

Ruwat adalah salah satu tradisi yang masih dijalankan oleh sebagai besar masyarakat khususnya Jawa. Ruwatan adalah sebuah upacara adat berasal dari Jawa serta digunakan untuk melepaskan seseorang dari hukuman atau kutukan.

Ruwat bukan sekedar upaya mengusir bahaya, tetapi juga usaha untuk mendapatkan berkah. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk membawa keselamatan, kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi individu.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman modern ini masih banyak orang diluar sana belum sepenuhnya paham tentang ruwat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami akan memberikan penjelasan secara lengkap mulai dari pengertian, tujuan, tata cara dan waktu pelaksanaan.

Apa Itu Ruwat?

Ruwat adalah salah satu tradisi dalam kebudayaan Jawa yang ditujukan untuk membuang keburukan atau menyelamatkan dari sebuah gangguan. Di mana seseorang atau sesuatu yang sudah diruwat bertujuan untuk mendapatkan keselamatan, kesehatan, dan ketenteraman.

Ruwat adalah berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti membuang sial atau menyelamatkan orang dari berbagai macam gangguan seperti gaib, sihir ataupun santet. Selain itu, upacara ini juga bisa untuk seseorang jatuh sakit, mengalami sial, susah menemukan jodoh, tidak memiliki adik dan lainnya.

Jadi arti ruwatan adalah memohon dengan cara tulus supaya orang yang diruwat bisa terbebas dari bencana serta mendapatkan keselamatan. Oleh sebab itu, tradisi ruwat dilakukan untuk melindungi manusia dari berbagai macam mara bahaya didunia.

Tujuan Ruwatan

Ruwat tidak hanya sekedar mengusir dari mara bahaya, tetapi juga salah satu usaha untuk mendapatkan berkah. Tradisi tersebut bertujuan untuk membawa keselamatan, kesehatan, kedamaian, ketenteraman jiwa, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi individu maupun keluarga.

Selain itu, ruwat juga diyakini sebagai sarana pembebasan dan penyucian diri dari segala malapetaka serta kesialan hidup. Kebanyakan orang sudah melakukan ruwat dipercaya akan terbebas dari kesialan dalam hidup. Meskipun zaman sudah modern, tradisi ini masih bisa dijumpai di masyarakat hingga saat ini.

Jenis-Jenis Ruwatan

Masyarakat Jawa memang mempunyai pandangan kesalahan yang diperbuat akan berdampak pada dirinya kelak. Sehingga ruwat adalah ritual wajib dilakukan untuk menghindari dari dampak kesalahan di masa lalunya.

Di mana dalam ritual terdapat beberapa ritual yang dipimpin oleh seorang dukun atau bisa dalang. Di dalamnya terdapat ada bacaan doa, sedekahan, tanam kelapa, dan sembelihan. Umumnya ada tiga jenis ruwatan biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa.

1. Ruwat Sukerta

Ruwat sukerta adalah ruwatan untuk anak terlahir sebagai anak tunggal, dua bersaudara pria semua, dua bersaudara wanita semua, tiga bersaudara dan lainnya. Di mana dilakukan upacara ini yaitu bersifat permohonan supaya anak tersebut diberikan keselamatan dan kebahagiaan pada masa depannya.

2. Ruwat Sengkala

Ruwat sengkala adalah ruwatan bagi yang dalam perjalanan hidupnya mendapat hambatan dalam rezeki, karir, jodoh serta kesehatannya. Selain itu, di dalamnya juga termasuk bagi pasangan suami istri yang mendapat gangguan dalam kehidupan pernikahan disebabkan karena kehadiran orang ketiga atau godaan-godaan lainnya.

3. Ruwat Lembaga

Terakhir, ruwatan lembaga adalah tradisi untuk kesuksesan suatu lembaga atau organisasi usaha ataupun ritual untuk umum seperti ruwat desa atau suatu wilayah yang sering terdampak bencana.

Syarat Ruwatan

Sebelum melakukan upacara ruwat, ada beberapa syarat harus dipenuhi yaitu salah satunya sajen. Sajen adalah makanan dan benda lain seperti bunga untuk digunakan sebagai sarana komunikasi atau interaksi dengan makhluk gaib.

Dalam upacara ruwat, ada berbagai sajen diperlukan saat akan memulai upacara tradisi. Sajen digunakan saat ruwatan tidak hanya berupa makanan saja, tetapi ada perlengkapan benda-benda lainnya seperti bunga, padi, kain dan masih banyak lainnya.

Macam-macam sajen untuk tradisi ruwat terdiri dari:

  • Kemenyan wangi
  • kain kafan
  • Kain batik
  • Padi segedang
  • Beragam nasi
  • Jenang
  • Jajan pasar
  • Benang lawe
  • Aneka rujak
  • Air tujuh sumber
  • Bunga setaman

Setelah semua sajen tersedia dengan lengkap, selanjutnya baru akan dilakukan proses upacara ruwatan sebagai berikut.

  • Mengadakan pentas atau pagelaran wayang sebagai pemandu pagelaran atau disebut dalang.
  • Lakon pentas adalah lakon khusus yaitu Murwakala.
  • Menyajikan sesaji khusus untuk memuja Batara Kala.

Tata Cara dan Waktu Proses Ruwatan

Bagi kepercayaan masyarakat Jawa sebagai penganut Kejawen, ruwat adalah sebuah ritual penting. Karena dilakukan oleh orang-orang dalam golongan Sukerta. Sebelum melakukan ke tahapan proses ruwatan ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan.

Di mana makanan disiapkan tersebut mengandung makna pada setiap jenisnya, seperti berikut ini:

  • Nasi kuning (Melambangkan mendapatkan keberlimpahan rezeki).
  • Nasi Golong (Melambangkan rezeki itu berputar secara bergantian).
  • Tumpeng (Melambangkan untuk mensyukuri nikmat karunia dari Tuhan).
  • Nasi kebuli (Melambangkan makan keinginan atau hajat bisa terkabulkan).
  • Jenang merah terbuat dari ketan dikasih gula serta kelapa.
  • Bubur sengkolo (Melambangkan untuk membuang atau menjauhkan kesialan).
  • Jajanan pasar (Melambangkan mendapatkan rezeki banyak dan jauh dari permasalahan).
  • Rujak manis (Melambangkan simbol penafsiran).

Perlu diketahui, dalam setiap tahapan proses ritual ruwatan mempunyai maksud dan makna filosofi tersendiri. Berikut tahapan proses upacara ruwatan serta maknanya.

  • Prosesi siraman mengandung nilai sebagai pembersih badan. Tujuan ini agar seseorang yang di ruwat menggunakan air kembang setaman seperti melati, kenanga, dan mawar bisa terhindar dari bahaya atau kesialan.
  • Sesaji dan selamatan memiliki makna agar orang yang di ruwat senantiasa dalam keadaan sehat dan diberi keselamatan.
  • Penyerahan sarana adalah sebuah filosofi memberikan perlindungan terhadap orang yang termasuk dalam golongan Sukerta.
  • Potong rambut memiliki makna bahwa segala urusan kotor itu harus dipotong dan dibuang.
  • Tirakatan bermakna sebagai ungkapan rasa syukur dan ungkapan rasa terimakasih kepada tuhan atas segala perlindungan serta anugerahnya.
  • Wayang mempunyai arti kehidupan bagi manusia. Umumnya manusia adalah menginginkan kebaikan, maka kisah wayang banyak dapat masuk ke hati.

Waktu Ruwatan

Upacara Ruwat di Jawa biasanya digelar bertepatan dengan tahun baru Jawa atau tanggal 1 Suro. Upacara tersebut memiliki tujuan sebagai sarana pembebasan atau penyucian seseorang atas dosa dan kesalahannya yang berdampak kesialan di dalam kehidupannya.

Manfaat Ruwatan

Seperti sudah dibahas di atas, ruwat adalah satu tradisi warisan leluhur yang hingga kini masih menjadi bagian penting dalam kebudayaan masyarakat Jawa. Upacara ruwat memiliki beberapa manfaat untuk kehidupan agar bisa menjadi lebih baik.

Selain itu, secara umumnya dapat dipahami sebagai manifestasi rasa syukur kepada sang pencipta terhadap segala bentuk kebaikan untuk seluruh makhluk hidup yang berada di bumi. Makna dan manfaat ruwat bukan hanya menjaga solidaritas sosial, tetapi juga bisa menciptakan suasana rukun dan harmonis antar masyarakat, menciptakan kedamaian dan menjauhkan diri dari perselisihan, dan tidak ada kaitannya dengan keyakinan keagamaan tertentu.

Tradisi ruwatan dilaksanakan sebagai media komunikasi terhadap Tuhan, agar kebaikan yang telah diberikan terhadap makhluk hidup bisa terus ada hingga kapan pun. Karena ruwat adalah tradisi nenek moyang yang terus dijaga oleh masyarakat Jawa, tradisi ini tentunya memiliki manfaat bermacam-macam baik sifatnya untuk menjaga dari sesuatu buruk atau menjaga kebaikan yang sudah diberikan oleh Tuhan.

Kesimpulan

Jadi, makna ruwat adalah memohon dengan tulus agar orang yang di ruwat bisa terbebas dari bencana dan mendapatkan keselamatan. Oleh sebab itu, ruwatan dilakukan untuk melindungi manusia dari berbagai mara bahaya di dunia.

Demikian pembahasan mengenai ruwat yang sampai saat ini masih terus dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Semoga artikel di atas bisa menjadi referensi saat ingin mengetahui tradisi, kebudayaan, dan adat-adat di Jawa.

Tinggalkan komentar