Baju Kejawen Pria Simple Adat Indonesia

Kejawen.id – Masyarakat Jawa sudah dikenal di belahan dunia dengan memiliki berbagai jenis budaya tradisional, seperti contohnya pakaian adat. Baju adat Jawa atau kejawen sendiri ada berbagai macam jenisnya, baik digunakan oleh pria maupun wanita.

Sampai dengan saat ini, pakaian adat tersebut masih sering digunakan dalam upacara adat, acara resmi, maupun acara lain. Hal ini dikarenakan fungsi dari pakaian adat tidak hanya menjadi penutup tubuh, tetapi sebagai ciri khas budaya masyarakat Jawa.

Selain itu, keistimewaan pada busana adat jawa tentunya karena dilengkapi dengan beberapa aksesoris, seperti blangkon, keris, atau lainnya. Aksesoris tersebut memiliki kegunaannya tersendiri, sehingga tidak hanya digunakan sebagai pelengkap saja.

Namun masih banyak orang yang belum mengetahuinya, padahal hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Jika kalian belum mengetahuinya, tidak perlu khawatir lagi karena artikel Kejawen.id akan menjelaskan secara rinci mengenai baju kejawen pria.

Baju Kejawen Pria Adalah

Busana Jawa atau bisa disebut baju kejawen merupakan sebuah pakaian adat ciri khas Jawa, baik digunakan oleh pria maupun wanita. Baju kejawen umumnya dipakai oleh ketika melaksanakan tradisi Jawa, seperti pernikahan ataupun lainnya. Hal tersebut dikarenakan busana ini menjadi simbol paling mencolok dalam sebuah tradisi Jawa.

Kegunaan Baju Kejawen Pria

Selain menjadi ciri khas tradisi Jawa, kegunaan baju kejawen juga bisa sebagai ajaran untuk berbagai hal di dunia yang berkaitan dengan aktivitas harian, serta hubungan dengan orang lain, diri sendiri maupun Tuhan Yang Maha Kuasa.

Memakai baju adat Jawa juga dapat menjaga keselamatan dan kesehatan dari marabahaya, serta membangun jati diri. Tak hanya itu, menggunakan baju ini juga dapat melestarikan kebudayaan Jawa yang sekarang ini sudah mulai dilupakan.

Jenis Baju Kejawen Pria

Sampai saat ini, busana adat Jawa sudah beraneka ragam jenisnya mulai dari Jawi Jangkep, Batik Jawa, Surjan serta masih banyak lagi yang lain. Setiap busana adat tentunya memiliki perbedaan seperti kegunaan, makna, ciri khas, dan harga. Supaya lebih jelas, silakan simak informasinya yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Jawi Jangkep

Jawi Jangkep

Jawi Jangkep menjadi salah satu baju kejawen yang sering digunakan oleh pria ketika melakukan upacara resmi adat Jawa Tengah, seperti contohnya pernikahan. Namun, seiring berjalannya waktu baju ini hanya digunakan dalam acara tertentu untuk menunjukkan identitas Jawa Tengah saja.

Ciri khas pakaian Jawi Jangkep dapat dilihat dari baju beskap berwarna gelap dengan motif bunga pada bagian tengahnya serta memiliki kerah sedikit tinggi dan tanpa lipatan. Bawahan dari busana ini menggunakan kain jarik panjang yang dibalut dari pinggang sampai mata kaki dengan menyelipkan keris pada bagian belakang.

Adanya keris tersebut bermakna bahwa manusia harus bisa menolak gangguan berbagai energi negatif sekaligus menjadi simbol perlawanan. Selain itu, Jawi Jangkep juga dilengkapi blangkon untuk penutup kepala, alas kaki berupa sandal selop, serta kalung dari untaian bunga melati. Sedangkan untuk harga Jawi Jangkep yang berkualitas terbilang cukup mahal sekitar Rp250.000.

2. Batik Jawa

Batik Jawa

Mungkin beberapa dari kalian sudah tidak asing dengan baju Batik, karena menjadi salah satu pakaian yang paling populer di kalangan masyarakat kejawen. Batik sendiri dibuat melalui teknik pewarnaan manual menggunakan lilin untuk menghasilkan pola. Maka dari itu, harga baju batik jawa bisa mencapai kisaran angka Rp150.000.

Meskipun sebagian besar pengguna batik adalah wanita yang menggunakannya sebagai pembungkus kemben atau outer tubuh. Tetapi pada pria, batik biasanya digunakan sebagai kemeja kontemporer dalam acara tertentu. Tak hanya itu, Batik juga bisa menjadi sarung atau sebuah aksesoris untuk dipasang di pinggul.

3. Surjan

Surjan

Surjan merupakan sebuah baju adat Jawa Tengah yang awalnya digunakan oleh para pria dari kalangan bangsawan maupun aparatur sipil sebagai jenis busana sehari-hari. Nama surjan diambil dari bahasa Arab yaitu Sirajaan yang berarti pephadang atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut lampu.

Ciri khas pada baju surjan yakni memiliki motif lurik berwarna coklat dan hitam dengan lima kancing baju yang melambangkan rukun Islam. Dimana tiga kancing yang berada di depan melambangkan tiga rukun Islam seperti syahadat, Shalat, serta puasa. Sementara dua kancing surjan di leher menjadi simbol rukun Islam yaitu zakat dan haji.

Selain itu, penggunaan surjan umumnya akan dipadukan dengan kain jarik dan blangkon. Namun sampai dengan saat ini, baju surjan hanya dipakai oleh pria pada saat acara resmi atau upacara adat kejawen. Untuk harga surjan sendiri tergolong cukup murah, yakni pada kisaran Rp70.000 hingga Rp100.000.

4. Beskap

Beskap

Beskap adalah salah satu baju adat Jawa paling simple yang dikhususkan untuk pria. Walaupun aslinya bagian dari busana Jawi Jangkep, namun saat ini Beskap sering dipakai secara terpisah. Beskap juga menjadi busana yang kerap dipakai di berbagai acara adat Jawa.

Beskap memiliki ciri khas pada bagian atasan yang polos dan sederhana dengan kerah lurus tanpa lipatan. Bagian depan baju ini lebih panjang dibandingkan bagian belakang, hal tersebut bertujuan agar tidak mengganggu saat menyimpan keris.

Sementara itu, bawahan beskap umumnya memakai kain jarik yang dibalut di bagian pinggang. Ada empat jenis beskap paling dikenal di Jawa Tengah, di antaranya seperti beskap gaya Jogja, beskap gaya solo, beskap gaya kulon, serta beskap landung. Hanya saja setiap jenis beskap memiliki harga yang berbeda-beda sekitar Rp150.000 sampai Rp250.000.

5. Kanigaran

Kanigaran

Kanigaran merupakan pakaian adat kejawen yang kerap dikenakan oleh pria, khususnya para raja. Pakaian ini memiliki kesan untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan. Hal tersebut karena kanigaran awalnya hanya diperbolehkan dipakai oleh keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta.

Tetapi sampai sekarang, kanigaran kerap menjadi pakaian dalam acara pernikahan adat Jawa Tengah. Kanigaran pada pria menggunakan atasan beskap berkerah dari beludru halus dengan dihiasi sulaman emas di bagian depan dan ujung lengan.

Sedangkan bawahan berupa dodotan atau kampuh sehingga berbeda dengan kain jari biasa. Selain itu, ada salah satu ciri khas mencolok dari pakaian kanigaran yaitu aksesoris kepala pada pria dengan ukuran memanjang bernama kuluk. Sayangnya harga pakaian kanigaran satu pasang pria dan wanita dapat dikatakan sangat mahal bisa mencapai Rp2.000.000.

6. Basahan

Basahan

Basahan merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang sering digunakan dalam acara pernikahan sekaligus menjadi warisan budaya dari kerajaan Mataram. Ciri khas dari Basahan berbeda dengan busana adat Jawa lainnya, karena tidak adanya atasan untuk menutup seluruh anggota badan sehingga mempelai pria akan bertelanjang dada.

Pada pria, penggunaan basahan akan dilengkapi dodot sebagai penutup pusar dan kalung untuk menghiasi dada. Selain itu, mempelai pria juga akan mengenakan kuluk untuk penutup kepala, aksesoris berupa perhiasan di lengan, serta membawa keris sebagai simbol kekuatan.

Adapun makna dan harapan dalam menggunakan pakaian basahan yaitu mempelai bisa menjalani rumah tangga secara harmonis, bahagia, sejahtera, serta serta selaras dengan alam. Dimana harga pakaian basahan satu pasang pria dan wanita mirip dengan kanigaran yakni sekitar Rp2.000.000.

Aksesoris Baju Kejawen Pria

Selain jenisnya, kalian juga perlu mengetahui berbagai aksesoris yang digunakan sebagai pelengkap untuk baju kejawen pria. Berikut ini penjelasan beberapa aksesoris pakaian adat kejawen, seperti keistimewaan, fungsi, dan kisaran harga.

1. Blangkon

Blangkon

Blangkon adalah salah satu aksesoris tradisional paling sering dipakai oleh pria dalam acara adat kejawen. Aksesoris ini sudah dikenal di kalangan wisatawan sebagai souvenir sekaligus ciri khas budaya jawa, karena terbuat dari bahan kain batik.

Keistimewaan dari blangkon adalah perpaduan dari pakaian Islami dengan Hindu, yang mencerminkan budaya Jawa dalam pengaruh Islam dan Hindu. Untuk harga dari Blangkon bisa dikatakan cukup murah sekitar Rp30.000 sampai Rp100.000 tergantung kualitasnya.

2. Keris

Keris

Keris menjadi salah satu aksesoris paling utama dalam pakaian adat kejawen, khususnya pria. Keris pada pakaian adat biasanya diletakkan pada bagian punggung dan bukan keris asli, karena hanya menjadi hiasan semata.

Keris ini umumnya terbuat dari kayu dengan ukiran mirip seperti keris asli. Dimana harga keris yang digunakan sebagai aksesoris pakaian adat berada pada kisaran Rp70.000 hingga Rp100.000.

3. Stagen

Stagen

Stagen adalah sebuah kain panjang yang menjadi aksesoris dalam baju tradisi kejawen, baik pria maupun wanita. Kain ini memiliki lebar sekitar 15 cm dengan panjang 5 sampai 10 meter. Stagen pada pria digunakan untuk pengunci dan pelengkap pakaian.

Meski begitu, adanya kain stagen yang bentuknya memanjang disimbolkan sebagai usus panjang dengan arti selalu sabar. Hal ini sama seperti proses pembuatan kain stagen, karena memerlukan tingkat ketekunan dan kesabaran tinggi.

Sementara itu, harga kain stagen yang biasa digunakan sebagai aksesoris berada pada kisaran Rp60.000. Angka tersebut tentunya sesuai dengan proses pembuatan kain stagen.

4. Kuluk

Kuluk

Kuluk merupakan salah satu aksesoris penting dalam sebuah busana adat Jawa. Kuluk ini memiliki kegunaan mirip seperti blangkon, yaitu menjadi penutup kepala pada pria. Meski kegunaannya sama, kuluk memiliki bentuk lebih tinggi dengan karakteristik lebih kaku.

Aksesoris ini pada dasarnya digunakan dengan menyesuaikan penggunaan pakaian Basahan atau Kanigaran. Tidak hanya itu, penggunaan kuluk di kepala menyimbolkan orang yang memiliki ketaatan terhadap agama.

Dimana harga kuluk tergolong cukup murah yakni sekitar Rp50.000 saja. Namun sampai saat ini sudah semakin sedikit orang menggunakan aksesoris tersebut dalam melakukan acara adat jawa.

5. Jarik

Jarik

Jarik menjadi salah satu kain yang menjadi sebuah ciri khas Jawa dan hampir dimiliki seluruh orang Indonesia. Kain ini merupakan kain serba guna, karena hampir semua acara cocok menggunakannya terutama dalam baju adat.

Keistimewaan jarik dipercaya bisa memperlihatkan status pemakainnya dari motif pola. Untuk harga kain ini tergolong cukup murah hanya sekitar Rp50.000 sampai Rp100.000 tergantung kualitas dan jenisnya.

6. Dodotan

Dodotan

Dodotan merupakan kain yang biasanya digunakan sebagai aksesoris pada pakaian adat Kanigaran dan Basahan. Dodotan berbeda dengan kain jarik biasa, karena pada dasarnya relatif lebih berwarna.

Penggunaan kain dodotan tidak hanya dibalut di pinggang saja, melainkan ada juga dipakai di tangan. Dimana harga kain dodotan ini tergolong cukup mahal yakni sekitar Rp250.000.

Kesimpulan

Sekian pembahasan mengenai baju kejawen pria, meliputi pengertian, kegunaan, jenis, harga, dan aksesoris. Adanya berbagai informasi di atas, semoga dapat membantu kalian dalam mendapatkan informasi lebih mendalam terkait adat kejawen atau masyarakat Jawa.

Tinggalkan komentar