Doa Bakar Kemenyan Kejawen, Tujuan, Arti, dan Hukum

Kejawen.id – Membakar kemenyan dalam kepercayaan Kejawen merupakan tradisi kuno buat mengiringi ritual keagamaan dan upacara adat. Di mana dalam melakukan ritual ini menggunakan doa atau sering disebut doa bakar kemenyan Kejawen.

Doa bakar kemenyan Kejawen merupakan sebuah doa yang dibacakan dalam orang Jawa saat melakukan ritual untuk leluhur ataupun ke diri sendiri. Doa ini memiliki makna penting saat membakar kemenyan, seperti meminta tolak bala atau di jauhi dari hal-hal negatif.

Namun, masih banyak orang di luar sana belum mengetahui secara keseluruhan terkait arti doa bakar kemenyan Kejawen. Padahal saat membakar kemenyan itu wajib buat kalian buat membaca doa, karena dengan hal ini kalian dapat melestarikan tradisi dari nenek moyang kita yang sudah mulai terlupakan.

Nah, buat kalian yang belum tahu doa bakar kemenyan Kejawen tidak perlu khawatir, karena kami akan memberitahu apa sebenarnya doa dan tujuan bakar kemenyan dalam tradisi Kejawen. Ada baiknya kalian simak sampai selesai pembahasan di bawah ini, mulai dari tujuan, arti hingga hukum bakar kemenyan Kejawen.

Tujuan Bakar Kemenyan

Sebelum lanjut membahas inti doa bakar kemenyan dalam Kejawen, ada baiknya ketahui terlebih dulu tujuan bakar kemenyan. Tujuan bakar kemenyan adalah ritual yang telah ada semasa Hindu-Budha sebagai bentuk upacara adat bagi masyarakat desa khususnya yang memiliki hajat. Dengan adanya tradisi bakar kemenyan tersebut, masyarakat percaya bahwa sebelum mengadakan acara nunggu ghumah baru mereka perlu membakar kemenyan sebagai persembahan untuk arwah.

Mereka menyelenggarakan upacara adat sebagaimana sudah diatur oleh adat dan kepercayaan mereka. Selain itu, adanya penyelenggaraan upacara itu di dianggap sebagai wujud rahmat mereka kepada tuhan. Hal tersebut bertujuan agar orang yang memiliki hajat diberi keselamatan, di jauhkan dari bencana, dijauhkan dari gangguan setan dan diberikan kesejahteraan dalam nunggu ghumah.

Arti Membakar Kemenyan

Arti membakar kemenyan yaitu mereka meyakini bahwa leluhur itu sakti, atau istilahnya keberkahan dan kelancaran lewat dengan bakar kemenyan. Berdoa dan meminta keberkahan kepada leluhur tersebut diyakini sebagai bentuk pencari kebenaran masyarakat terhadap hal-hal yang dianggap besar atau di luar nalar mereka.

Melalui ritual nyekar ke makam leluhur sambil bakar kemenyan bisa dipercaya sebagai bentuk penghormatan. Karena mereka yakin jika ini tidak dilakukan, maka nantinya akan muncul bencana besar ataupun kecil.

Doa Bakar Kemenyan Kejawen

Saat akan bakar kemenyan baik itu sekedar buat wangi-wangian atau acara budaya maupun keagamaan, sebaiknya terlebih dahulu kalian wajib dalam keadaan suci. Karena ada bacaan doa yang harus di baca baik itu dalam bahasa arab, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan lain sebagainya.

Intinya dalam bacaan doa tersebut memiliki arti tersendiri dan tidak boleh sembarangan untuk dibacakan. Perlu diketahui juga, dalam membaca doa sendiri itu bebas, akan tetapi tujuannya sama dan benar. Berikut kami beritahukan doa bakar kemenyan Kejawen buat diri sendiri dan ke leluhur.

Doa Bakar Kemenyan Bahasa Sunda

Salah satu doa bakar kemenyan Kejawen dengan bahasa sunda yaitu Jampe Meuleum Menyan, artinya mantra atau atau doa pengganti kepercayaan penduduk pribumi yang pada umumnya membakar kemenyan pada setiap malam jumat di halaman rumahnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengusir roh halus atau menghargai para leluhurnya. Berikut amalan doa atau jampe-jampe dalam bahasa sunda.

Salam Sang Sri syahadat sajati

(Salam Sang Sri syahadat sejati)

Saraga, sanyawa jeung badan kaula

(Seraga, senyawa dengan badan saya)

Asshadu Alla Ilaha ilalloh wa asyhadu anna Muhammadur Rosulullah

Bul kukus, kukus kami, kukus haji

(asap mengebul, asap dari kami, asap haji)

Asup ka para pohaci

(masuk ke para pohaci)

Nyi Pohaci Sang Hyang Sri

(Nyi Pohaci Sang Hyang Sri)

Dang dayang tresna wati

(Pengiring atau pendamping tresna wati. Tresna wati ini adalah simbol sisi feminim)

Nu nganten, ngajunganten, nu nganamaan inten, nu larang leuwih sorangan

(berdiam, mendiamkan, memaknakan intan, yang tabu lebih sendiri)

Nya ieu nu kasebat Batara Naga

(Ya ini disebut Batara Naga)

Sang Kamaherang, Sang Kamalenglang, Sang Kama Putih

(Sang Kamaherang, Sang Kamalenglang, Sang Kama Putih)

Nu linggih di tungtung ati

(singgah di ujung hati)

Nu tapa di jero raga

(bertapa di dalam raga)

Ngahaturkeun menyan putih sapurulukan

(Memberikan kemenyan putih setaburan)

Ka Ibu, ka Bapa , ka sapucuk ning ibun

(Ke Ibu, ke Bapak, ke sepucuk inti embun)

Ka sajati ning raos

(Ke sejatinya inti nikmat)

Ka sajati ning rasa

(Ke sejatinya inti rasa)

Ka sajati ning pangawasa

(Ke sejatinya inti penguasa)

Ngirim sari kanu sakti

(Mengirim sari ke sakti)

Ngirim rasa kanu kawasa

(Mengirim rasa ke yang kuasa)

Ka Allah ta’alla ka Pangeran

(Ke Allah ta’alla ke Pangeran)

Ka Syech Abdul Khodir Jaelani Bagdadi

(Ke Syech Abdul Khodir Jaelani Bagdadi)

Sareng ka para karuhun sakabeh

(Juga ke para nenek moyang semua)

Doa Bakar Kemenyan untuk Leluhur

Seperti sudah di bahas di atas, tujuan bakar kemenyan itu untuk apa saja sesuai dengan kepercayaan dan tujuan masing-masing. Akan tetapi doa bakar kemenyan kejawen itu berbeda-beda, salah satunya doa bakar kemenyan untuk leluhur.

Niat ingsun ngobong kemenyan ilmu sejati aran ingsun yo dzating gusti kukusing kemenyan jubahing kanjeng nabi.

Kukusing kemenyan putih siro sun kongkong marang awarga gusti

Dadio seger kwarasan padaning ati

Adoho bilahine, cedako rejekine

Sumningkiro balak ingkang amping-amping

Ono ing jiwo ingsun

Sata moro sata mati

Jalmo moro jalmo mati

Antu moro saton mati

Sumingkir impamu

Ojo Ngalang ngalangi jiwo ingsun

Kemenyan untuk Ritual Apa?

Secara tradisional, kemenyan digunakan untuk campuran dupa dalam ritual Kejawen. Di Indonesia kemenyan banyak digunakan demi kepentingan ritual acara-acara penting, tolak bala dan hari bersejarah.

Hukum Membakar Kemenyan

Setelah mengetahui doa bakar kemenyan Kejawen, selanjutnya wajib diketahui juga apa hukum bakar kemenyan. Bakar kemenyan untuk aktivitas yang dilarang Islam seperti membakarnya sebagai bagian dari ritual memanggil jin atau makhluk halus / penyembahan alam itu hukumnya haram. Namun, jika penggunaannya untuk hal-hal yang diizinkan syara hukumnya mubah sebagaimana pengguna benda-benda alam lain.

Menggunakan menyan untuk memanggil jin/makhluk halus/roh-roh jahat atau mengusir mereka, demikian pula membakar kemenyan untuk guna-guna, pengikat sukma, semuanya haram karena tergolong syirik dan perdukunan yang dilarang oleh agama Islam. Islam mengharamkan dan menjadikannya doa terbesar yang tidak terampuni.

Kesimpulan

Demikian kurang lebihnya pembahasan dari Kejawen.id tentang doa bakar kemenyan Kejawen. Setelah mengetahui doa bakar kemenyan Kejawen ini, kalian dapat memahami dan bisa melestarikan tradisi-tradisi dari nenek moyang yang sudah hampir dilupakan. Semoga artikel di atas bisa menjadi referensi buat kalian saat mencari informasi doa membakar kemenyan.

Tinggalkan komentar