Kejawen.id – Sejarah agama Islam Kejawen di Jawa memang cukup unik dan menarik untuk ditinjau dari berbagai sudut. Seperti penyebaran Islam yang bersifat memadukan ajaran Islam dan kebudayaan leluhur tanah Jawa. Salah satu ajaran tauhid dalam Islam Kejawen yakni syahadat sejati Kejawen.
Di mana ranah kepustakaan Jawa yaitu terbagi menjadi dua yakni Islam Kejawen dan Islam Santri. Sedangkan syahadat sejati Kejawen adalah kepustakaan dari Islam Kejawen yang juga mengajarkan ilmu makrifat, wiradat, dan ajaran para wali di tanah Jawa.
Namun di zaman modern saat ini, masih banyak orang diluar sana yang salah mengartikan tentang syahadat sejati Kejawen. Padahal di dalam kalimat tersebut ada banyak makna terkandung tentang ajaran-ajaran dari leluhur atau para wali terdahulu.
Oleh sebab itu, jika di antara kalian masih bingung apa sebenarnya yang dimaksud dengan syahadat sejati Kejawen, apa berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya? Maka dari itu, biar tidak salah paham simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Syahadat Sejati Kejawen
Salah satu syarat untuk menjadi Muslim adalah bersyahadat, melakukan persaksian. Seperti diketahui bahwa syahadat adalah rukun Islam pertama yang harus dipenuhi. Tanpa syahadat, kalian belum bisa disebut muslim, lalu apa bagaimana bunyi syahadat dan persaksian itu?
Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah (Aku bersaksi sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad utusan Allah). Akan tetapi, dalam islam Kejawen kemudian muncul ketika ada pertanyaan “Apakah kalian bisa menyaksikan Allah? Apakah Allah mungkin dan bisa disaksikan?” Jika tidak pernah menyaksikan Allah, maka persaksian tersebut palsu belaka.
Oleh sebab itu, di kalangan Islam Kejawen memiliki makna tersendiri terhadap dua kalimat syahadat. Islam Kejawen menerjemahkan seperti ini “Ingsun anekseni satuhune ora ana Pangeran angin Ingsun, lan anekseni Ingsun satuhune Mukamad iku utusaningsun (Ingsun bersaksi tiada Tuhan selain Ingsun, dan Ingsun bersaksi Muhammad utusan Ingsun).”
Bacaan Syahadat Sejati Kejawen
Selama ini syahadat umumnya hanya dipahami sebagai hanya ucapan kata “Asyhadu an la ilaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad al-rasul Allah”. Karena hanya sebagai ucapan, maka wajar tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap mental seseorang. Sebab, siapa pun bisa mengucapkannya walau syahadat merupakan “kesaksian” bukan “pengucapan” sebuah kalimat menyatakan bahwa mereka telah bersaksi.
Umumnya kalimat syahadat itu sama dengan ajaran-ajaran Islam dahulu baik itu Islam Kejawen maupun sejenisnya. Di mana bacaan syahadat sejati Kejawen terdiri dari dua kalimat mempunyai arti sebagai persaksisan dan pengakuan benar. Di dalam bacaan tersebut, seseorang secara lisan menyatakan serta mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah rasul Allah.
Dalam hal ini pengakuan tidak hanya sebatas pada ucapan belaka, namun juga perlu didukung pada keyakinan tulus dalam hati. Adapun bacaan syahadat sejati Kejawen adalah sebagai berikut dilengkapi dengan arti.
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.
Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
Wirid Syahadat Sejati
Perlu diketahui, syahadat dalam Kejawen yaitu Sasahidin Ingsun Sejati, dimana kata Sasahidin berasal dari bahasa Arab syahida atau syahadat yang artinya kesaksian atau pengakuan iman. Bagi orang mempercayai ajaran Kejawen, dua kalimat syahadat sering disebut Kalimasada (kalimat syahadat) atau Sasahidin Tauhid dan Sasahidin Rasul.
Di dalam ajaran Poro Pandhito yang menyebar luaskan Nukilan dari hadis Makdus, pada bab ini isinya tentang kesentosaan iman. Sebagaimana diketahui, bahwa Tauhid menjadi Itikad dan menjadi cipta Sasmita Rasulullah kanjeng Muhammad yang disampaikan Sayyidina Ngali. Berikut salah satu wirid syahadat sejati Kejawen.
ngsun anakseni ing datingsun dhewe
Satuhune ora ono pangeran among ingsun
Lan nekseni satuhune Muhammad iku utusaningsun
Iya sejatine kang aran Allah iku badaningsun
Rasul iku rahsaningsun
Muhammad iku cahyaningsun
Iya ingsun kang urip tan kena ing pati
Iya ingsun kang eling tak kena lali
Iya ingsun kang langgeng ora kena owah gingsir ing kahanan jati
Iya ingsun kang waskitha ora kasamaran ing sawiji-wiji
Iya ingsun kang amurba amisesa, kang kawasa wicaksana ora kekurangan ing pakerti
Byar
Sampurna padhang terawangan
Ora kerasa apa-apa
Oa ana katon apa-apa
Mung ingsun kang nglimputi ing alam kabeh
Kalawan kodratingsun.
Artinya:
Aku bersaksi di hadapan Dzat-ku sendiri
Sesungguhnya tiada tuhan selain Aku
Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-Ku
Sesungguhnya yang disebut Allah itu badan-Ku
Rasul itu rasa-Ku
Muhammad itu cahaya-Ku
Akulah hidup tidak terkena kematian
Akulah senantiasa ingat tanpa tersentuh lupa
Akulah kekal tanpa terkena perubahan di segala keadaan
Akulah selalu mengawasi dan tidak ada sesuatupun yang luput dari pengawasan-Ku
Akulah maha kuasa, bijaksana, tiada kekurangan dalam pengertian
Byar
Sempurna terang benderang
Tidak terasa apa-apa
Tidak kelihatan apa-apa
Hanya aku yang meliputi seluruh alam
Dengan kodrat-Ku
Sebagaimana diketahui, bahwa kesaksian tersebut diperoleh berdasarkan lelaku. Di mana wirid syahadat sejati Kejawen dapat dilakukan dengan mengheningkan diri, sehingga rasa itu tercipta dengan kesatuan hati, pikiran, batin, dan rasa hidup.
Macam-Macam Syahadat
Dalam ajaran terdahulu ada berbagai macam syahadat dan hal itu selaras dengan konsep utama ajarannya. Syahadat sejati Kejawen dalam hal ini adalah menjadi keadaan roh, tidak hanya sekedar ucapan lisan, hasil olahan pikiran, atau bisikan hati. Adapun susunan kalimat syahadat yaitu campuran dari bahasa Arab dan Jawa. Seperti berikut ini ada bacaan syahadat dari wali Sunan Kalijaga dan syahadat Penetap Panatagama.
1. Syahadat Sejati Sunan Kalijaga
Bait 1:
Na kanung kulon sangkannya
Nunggang gajah telale elar singgih
Kullahu marang balikul
Jim setan brekasakan
Amuliha mring tawang-tawang prajamu
Eblise ywa kari karang
Kulhu balik bolak balik.
Bait 2:
Ana kanung lor sangkannya
Nunggang gajah telale elar singgih
Kullahu marang balikul
Jim setan brekasakan
Amuliha mring tawang-tawang prajamu
Eblise ywa kari karang
Kulhu balik bolak balik.
Bait 3:
Ambalik marang angganya
Balik marang badanira pribadi
Balik karsaning Hyang Agung
Lelembut samya nginthar
Tulak sarap samangkya ganti winuwus
Arane sarap den ucap
Sagung kama salah kapti.
Bait 4:
Arane sarap kang lanang
Kulhu putih wadone kulhu kuning
Ywa wuruk sudi maringsun
Lawan maring ki jabang
Sarap wangke sarap wedang sarap awu
Sira kabeh suminggaha
Muliha kamulaneki.
Bait 5:
Geger setan wetan samya
Anerus jagad kulon playuning dhemit
Ing tengah Bathara Guru
Tinutup Nabi S(u)leman
Daya setan brekasakan ajur luluh
Ki jabang bayi wus mulya
Liwat siratal mustakim.
Bait 6:
Geger setan kidul samya
Anrus jagad kulon playuning dhemit
Ing tengah Bathara Guru
Tinutup Nabi Sleman
Eblis setan brekasakan ajur luluh
Ki jabang bayi wus mulya
Liwat siratal mustakim.
Bait 7:
Ajiku gajah panudya
Kebo dhungkul brama rep sirep sami
Sarap lelara puniku
Asuwung canthung jagad
Tuking mata lire mata manik ingsun
Panahku sapu buwana
Dadekna kusuma adi.
Bait 8:
Tibakna mring jalma lupa
Eling mengko eling embenireki
Rahayu sa’umur ingsun
Pratapan sun wus wikan
Ingsun ngadeg satengahing samodra gung
Palinggihku lintang johar
Sasedya sun pasthi dadi
Bait 9:
Sun langgeng amuja mantra
Pan jaswadi putra ing kodratmanik
Laa ilaaha illaa-llaah
Muhammad Rasulullah
Sallallahu Alaihi wasallam
Waalaekumusalam
Puniku pupuji mami.
2. Syahadat Penetap Panatagama
Kang ana telenging ati,
Kang dadi Pancêring Urip,
Kang dadi lajere Allah,
Madhêp maring Allah,
(Yang ada di pusat bathin,
adalah sumber kehidupan,
merupakan satu keadaan dengan Allah,
senantiasa menghadap kepada Allah)
Iku wayangan-Ingsun Ruh Muhammad,
Iya iku Sajatining Manungsa,
Iya iku kang Wujud Sampurna.
(Itulah bayangan/percikan-KU (Allah) yang disebut Ruh atau Muhammad (Sejati),
Itulah Sejatinya Manusia,
Itulah Wujud Sempurna)
Kesimpulan
Jadi bisa disimpulkan bahwasanya pengertian dari syahadat sejati Kejawen itu tidak jauh berbeda dari ajaran-ajaran Islam pada umumnya. Namun, perlu digaris bawahi jangan menjadikan ajaran apa pun itu dibilang menyesatkan, karena semua orang memiliki prinsip dan kepercayaan masing-masing. Semoga artikel di atas bisa memberikan wawasan lebih tentang ajaran-ajaran yang sudah ada sejak terdahulu.