Kejawen.id – Bagi masyarakat Islam di Jawa, nama Mbah Mangli sudah tidak asing lagi terlebih di kalangan para santri. Diyakini, Mbah Mangli merupakan salah satu sosok wali Allah yang memiliki banyak zikir atau wirid dan amalan.
Selain itu, Mbah Mangli adalah pengikut Tarekat Alawiyyah. Beliau sering mengikuti Maulid Nabi di Masjid Ar-Riyyadh. Adapun zikir atau wirid dan amalan Mbah Mangli yaitu rotib Al-Haddad yang hingga kini masih dilaksanakan.
Selain melakukan zikir atau wirid dan amalan, Mbah Mangli juga melakukan dakwah serta syiar Islam di berbagai wilayah Jawa. Bahkan, Mbah Mangli secara khusus juga menggelar pengajian rutin yang bertempat di langgar atau surau atau dikenal sebagai langgar Linggan.
Lantas apa zikir atau wirid dan amalan yang sering dibacakan oleh Mbah Mangli tersebut? Nah, jika kalian ingin mengetahui hal tersebut, maka ada baiknya simak pembahasan lengkapnya sebagai berikut.
Daftar Isi
Silsilah Mbah Mangli
Mbah Mangli alias Kiai Haji Hasan Asy’ari adalah salah satu ulama dari Magelang, Jawa Tengah, beliau juga dipercaya memiliki sejumlah zikir atau wirid dan amalan. Di mana, nama Mbah Mangli berasala dari nama tempat kediaman KH Hasan Asy’ary, yakni dusun Mangli, desa Girirejo, Kecamatan, Ngablak, Magelang.
Beliau menetap di tempat tersebut pada tahun 1956, kemudian setelah mengasuh majelis taklim selama 3 tahun. Mbah Mangli mendirikan pondok pesantren Salafiyah, namun tidak memberikan nama resminya. Lalu, lambat laun pondok tersebut dikenal dengan nama Ponpes Mangli dan sosok Hasan Asy’ari dikenal masyarakat dengan nama Mbah Mangli.
Selain itu, Mbah Mangli juga berhasil mengislamkan wilayah atau kawasan yang dulu dikenal menjadi markas bagi sekelompok begal dan perampok. Sebab, pada masa itu tepatnya di daerah tersebut dikuasai oleh sekelompok begal kondang bernama Merapi Merbabu Complex (MMC).
Sehingga saat ini, Mbah Mangli menjadi salah satu tokoh yang mendirikan Asrama Pendidikan Islam di Magelang, dan santrinya berasal dari seluruh Indonesia. Sebagaimana diketahui, Mbah Mangli adalah putra kedua dari Kyai Imam, menurut silsilah beliau masih keturunan dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati.
Sedangkan dari garis ibu, diketahui Mbah Mangli merupakan keturunan dari Kyai Ageng Hasan Besari yang juga masih keturunan dari Sunan Kalijaga. Di mana Mbah Mangli wafat pada hari Minggu 26 Oktober tahun 1997 di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Zikir atau Wirid dan Amalan Mbah Mangli
Sebagaimana diketahui, selain mendidik umat lewat pondok pesantren, Mbah Mangli juga aktif melakukan dakwah dan syair Islam di berbagai wilayah Jawa. Salah satunya di desa Mejing, Candimulyo, bahkan Mbah Mangli secara khusus menggelar pengajian ruitin yang dibarengi dengan zikiri atau wirid dan memberikan amalan atau juga dikenal sebagai Langgar Linggan.
Menurut para sesepuh dusun Mangli, warga sekitar hingga kini sangat menghormati sosok Mbah Mangli. Meski beliau sudah meninggal, tapi nama Mbah Mangli tetap harum. Selain itu, setiap harinya para peziarah dari berbagai daerah terus memadati makamnya yang berada di dalam kompleks pesantren Mbah Mangli.
Oleh karena itu, Mbah Mangli dikenal mempunyai zikir atau wirid dan amalan yang hingga kini banyak orang mengamalkannya. Lantas apa zikir atau wirid dan amalan-amalan tersebut? Nah, jika kalian ingin mengamalkannya, berikut kami berikan beberapa zikir atau wirid dan amalan-amalan beliau.
1. Zikir atau Wirid Mbah Mangli
Seperti diketahui, para wali Allah adalah orang-orang terpilih memiliki hubungan dekat dengan Allah SWT. Salah satunya Mbah Mangli yang diketahui mempunyai banyak zikir atau wirid dan amalan. Al-Qur’an juga telah menjelaskan para Waliyullah merupakan orang beriman dan selalu bertakwa.
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ,الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS Yunus: 62-63).
Untuk zikir atau wirid yang biasa di baca Mbah Mangli adalah sebagai berikut.
1. Membaca 100 kali sebelum sholat Subuh
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم ،استغفرالله
Subhanallahi wa Bihamdihi Subhanallahil ‘Azhiimi, Astaghfirullaah.
Artinya: Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung, akumohon ampun kepada Allah. Wirid tersebut dikenal dengan sebutan istighfarnya para Malaikat.
2. Membaca 100 kali setelah selesai sholat Zuhur
لاإله إلا الله الملك الحق المبين
Laa ilaha illallah Al-Malikul haqqul Mubiin.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Maha Benar dan Nyata. Rasulullah bersabda: “Siapa saja membaca kalimat ini, akan selamat (dijauhkan) dari kemiskinan dan akan menenangkan serta menyenangkan di alam kubur dari rasa kesepian.”
3. Membaca zikir atau wirid berikut sebelum tidur
- سبحان الله Subhanallah 33 kali
- الحمدلله Alhamdulillah 33 kali
- الله اكبر Allahu Akbar 33 kali
Ditutup dengan membaca kalimat berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaaha illallah wahdahu laa Syarika lah, Lahul Mulku wa Lahul hamdu Yuhyii wa Yumiitu wa Huwa ‘Alaa kulli Syai-in Qadiir.
2. Amalan Mbah Mangli
Untuk amalan yang diberikan Mbah Mangli kepada para santri atau masyarakat biasanya mencakup amalan yang berfefek. Amalan tersebut di antaranya seperti untuk kelancaran rezeki, pengobatan dan gangguan jin atau setan, amalan agar kuat berkiprah di masyarakat dan disenangi keluarga, amalan pertahanan diri atau musuh.
Selain itu untuk menghilangkan putus asa serta kebingungan, dan lainnya dengan disandarkan kepada Allah SWT. Nah, di antara jenis zikir atau wirid dan amalan Mbah Mangli di antaranya meliputi.
- Amalan membaca surat Al-Fatihah 100 kali.
- Amalan membaca Sholawat Nariyah 4444 kali.
- Hasbunalloh wani’mal Wakil sebanyak 450 kali.
- Amalan Manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jilani.
- Amalan Hizib Autad: Allohul Kafi Robbunal Kafi Qoshodnal Kafi Wajadnal Kafi.
- Amalan Hizib Nashor Al-Haddad: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Innaa fatahnaa laka fat-han mubiinaa. Liyaghfira lakalloohu maa taqaddama min dzanbika wamaa ta-akhkhara wayutimma ni’matahuu ‘alaika wayahdiika shiraatham-mustaqiimaa. Wayan-shurakalloohu nashran ‘aziizaa. Wakaana ‘indalloohi wajiihaa. Wajiihan fid-dunyaa wal aakhirati waminal muqarrabiin. Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardh.
- Amalan membaca surat Yasin.
- Membaca Sholawat Kubro,
- Ratib Al-Haddad.
- Ratib Kubro.
- Simthud Durar.
- Dalail Khairat.
Nah, jika kalian ingin mengamalkan zikir atau wirid dan amalan Mbah Mangli di atas bisa dilakukan setelah sholat fardhu maupun hajat. Dan Insyaallah senantiasa kita semua diberkahi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tirakat Mbah Mangli
Tidak hanya zikir atau wirid dan amalan saja yang dimiliki Mbah Mangil. Seperti diketahui, sebagai salah satu ulama besar, Mbah Mangli juga tidak lupa dengan melakukan tirakat semasa hidupnya, sehingga beliau dikenal hingga sekarang.
Lantas apa tirakat Mbah Mangli sehingga beliau dapat mencapai makam maqam yang mulia seperti itu? Berikut kami berikat tentang tirakat yang dilakukan Mbah Mangli Magelang, Jawa Tengah.
Pertama yaitu tirakat Lelono, di mana Lolono adalah berkelana atau melakukan perjalanan untuk mencari ilmu atau berziarah ke makam para ulama. Selain itu, Mbah mangli sambil memperbanyak membaca zikir atau wirid dan amalan serta introspeksi diri (tafakkur).
Tradisi Lelono di kalangan para santri masa kini, biasanya dilakukan selama 1 bulan atau 40 hari, dengan cara berziarah ke makam para ulama penyebar Islam di Indonesia, terutama berziarah ke makam Walisongo.
Kedua, Mbah Mangli melakukan tirakat Puasa Mutih dan Pati Geni. Puasa tersebut adalah berpuasa hanya makan nasi putih saja tanpa adanya lauk. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambahkan dengan bahan apapun, termasuk gula, cabe, atau asam.
Adapun tirakat puasa mutih dipercaya bisa memutihkan hati dan pikiran, sehingga nantinya mudah dalam menerima pelajaran. Sedangkan Pati Geni merupakan penutup dari puasa mutih atau puasa sunnah, dengan cara tidak tidur selama sehari semalam.
Kesimpulan
Berbagai fakta di atas menunjukkan bahwa kebesaran nama Mbah Mangli alias Kiai Haji Hasan Asy’ari dan keturunannya tidak terjadi secara instan. Selain dilakukan melalui cara dzahir, upaya batin berupa zikir atau wirid dan amalan hingga tirakat juga dilakukan.
Nah, semoga artikel tentang zikir atau wirid dan amalan Mbah Mangli ini bisa kalian lakukan sesuai syariat dan ketentuan yang ada. Semoga senantiasa kita semua diberikan kemudahan serta mengikuti jejak beliau.